Kamis, 11 April 2013

Sejarah Kamera & Asal Usul Photography (Zaman ke Zaman)

Picture From Google.com


Istilah kamera berasal dari camera obscura yang berarti kamar gelap. Beberapa literatur menyebutkan kamera berasal dari istilah qamara (bahasa arab). Camera obscura pertama kali dibuat oleh ilmuan muslim bernama Abu Muhammad Ibn Al Hasan Ibn Al Haytham atau Ibnu Haitam, yang lahir di Basra, Irak (965 - 1039 M)

Dunia mengenal Ibnu Haitam (di Barat dikenal sebagai Alhazen) sebagai perintis dibidang optik yang terkenal lewat bukunya bertajuk kitab Al-Manazir (buku optik). Salah satu teori dalam buku tersebut yaitu mengenai fenomena kamar gelap yang menjadi konsep dasar kamera sekarang ini. 

Bradley Steffens dalam karyanya yang berjudul Ibnu haitam : first scientistmengungkapkan, kitab Al manazir merupakan buku pertama yang menjelaskan prinsip kerja camera obscura. Ibnu haitam juga merupakan orang pertama yang menggambarkan seluruh detil bagian indra penglihatan manusia dan pencetus teori lensa pembesar.

Seorang matematikawan asal Italia, Gerolomo Cardano, antara tahun 1501-1576 memperkenalkan teknologi orbem e vitro, yang kemudian disebut sebagai nenek moyang lensa kamera. Teknologi ini menggunakan dua cermin cembung yang berfungsi sebagai lensa, sehingga cahaya yang masuk mengalami dua kali pemantulan.

Orang yang berjasa menyempurnakan kamera adalah Jacques Daguerre pada tahun 1837. Pada waktu itu ia menemukan lempengan yang diletakkan dalam alat camera obscura, hingga bisa langsung menyerap proyeksi gambar yang terpantul. 

Teknik mencetak karya Daguerre ini kemudian disebut daguerreotype. 

Namun teknik ini memuliki kelemahan yaitu hanya bisa bisa mencetak gambar sebanyak satu kali. Teknik ini kemudian dijual kepada pemerintah Perancis pada tahun 1839. Teknik mencetak gambar ini kemudian menjadi tersebar ke seluruh Eropa dan Amerika.

Jacques Daguerre 

Lalu muncul teknologi baru yang bisa memperbanyak foto lewat kertas film negatif. Teknik baru yang disebut dengan calotype ini ditemukan oleh William Fox Talbot dari Inggris pada tahun 1844. 

Meski cetakannya tidak sebagus foto Daguerre, tapi dia bisa memperbanyak hasilnya berapapun jumlahnya. Proses ini kemudian dinamakan photography, dan kemudian diakui sebagai inspirator proses foto modern

William Fox Talbot 
Setelah Daguerre dan William Talbot, pada tahun 1852, Frederick Scott Archer membuat temuan mencetak foto yang lebih cepat. Hanya dalam waktu 3 detik saja!! Caranya adalah dengan mencetak gambar pada saat plat film masih dalam keadaan basah. Teknik ini kemudian dinamakan collodion.

Pada tahun 1871, Richard Maddox menemukan gelatin, sebuah bahan yang digunakan untuk mencetak foto. Bahan ini menggantikan piringan kaca fotografik. Dengan penemuannya ini, gambar bisa dicetak lebih banyak dan kualitasnya lebih bagus. Ketika itu, kamera sudah ada yang lebih handy alias bisa ditenteng. Ini merupakan awal dari proses produksi massal film.

Richard
Tahun 1888 kamera Kodak portable box diperkenalkan oleh Eastman ke publik. Alat ini lebih ringkas dan sederhana daripada alat-alat fotografi sebelumnya. Alat ini sudah bisa digunakan oleh setiap orang, karena mudah digunakan.

Pada tahun 1924, Leitz memperkenalkan Kamera Leica yang kecil dan sederhana dalam penggunaannya. Kamera ini kemudian menjadi standar para jurnalis di masa itu. Kemudian pada tahun 1947, Edwin Land menemukan kamera Polaroid yang memungkinkan untuk mencetak gambar secara langsung tanpa memiliki negatif film, karena film instant digunakan langsung di dalam kamera tersebut.

Kamera video yang bukan hanya bisa merekam gambar bergerak, tapi juga suaranya berhasil diciptakan oleh Philips dan Sony pada tahun 1979. Mereka juga memperkenalkan kaset video sebagai media perekamnya.

Kemudian pada tahun 1986, Kodak berhasil menemukan teknologi fotografi tanpa film, yakni melalui sebuah sensor pada kamera yang bisa merekam 1,4 juta elemen gambar. Kemampuan merekam gambar inilah yang kemudian disebut sebagai megapixles. Selanjutanya pada tahun 1990, Kodak memperkenalkan kamera digital pertama di dunia.


Check Out Search Fotography :



Tips Belajar Foto Macro / Micro

Memotret adalah seperti halnya kita melukis sebuah kanvas putih, yang akan di lukis dengan menggunakan cahaya. Mood seorang fotografer akan tertuang dikanvas elektronik tersebut saat mengabadikannya.

Macro fotografi sangatlah menuntut kesabaran yang sangat tinggi dalam memotret sebuah bunga mawar apalagi seekor kupu2/lebah yang sedang sibuk menghisap madu di bunga.
Ingatlah, focus, eksposure dan komposisi dari object yang akan kita lukis di kamera apakah sudah seperti yang akan kita abadikan sesuai dengan mood nya


Macro adalah “besar”. Tapi, dalam fotografi macro, yang dijadikan sasaran pemotretan adalah obyek-obyek yang sangat kecil. Jadi, lensa-lensa yang digunakan untuk memotret benda-benda kecil dinamakan lensa macro. Ada pula yang menamakan lensa khusus tersebut lensa micro (micro berarti kecil). Meski demikian, keduanya sama-sama bertujuan memotret benda-benda kecil, yang kemudian divisualisasikan menjadi jauh lebih besar dibanding ukuran aslinya.

Secara umum, yang dikategorikan sebagai lensa macro atau lensa micro adalah jenis lensa yang mampu merekam atau memotret sasaran yang sama besar dengan benda aslinya, disebut berasio 1:1; atau paling tidak separuh besar benda aslinya, atau dengan rasio 1:2. Kini, banyak lensa-lensa vario yang disebut berfasilitas makro dengan rasio 1:4, meskipun secara resmi lensa itu belum termasuk lensa macro.

Foto By Pixma

Menciptakan Blur Pada Latar Belakang

Bermain macro hampir berarti bahwa kita akan selalu menghasilkan latar belakang yang blur (buram), ada parameter jarak hyperfocal yang jauh lebih dramatis pada proses ini, jadi meskipun tidak ada jarak fisik antara latar belakang dan subjek utama, mau tidak mau akan tetap akan dikeluarkan dari fokus. Namun meskipun begitu, kita masih perlu mempertimbangkan latar belakang, jumlah bokeh dan bentuk latar belakang tetap akan membuat perbedaan besar.

Foto By Pixma


tips & trik berfoto macro / micro

  • Pada saat berburu/hunting makro khususnya serangga, usahakan berdiam diri sehingga segala tidak menarik perhatian serangga tsb. Apabila kita akan mendekati object, usahakan agar gerakan kita tidak membuat serangga tsb melarikan diri meninggalkan kita.

  • Pada saat memotret makro serangga, buatlah foto saat dia sedang berpose, tunggulah momen saat mata serangga tsb terpaku ke lensa.

  • Walaupun cahaya tambahan seperti flash adalah tidak dianjurkan, tapi jika dengan menggunakan diffuser atau peredam cahaya pada flash akan membuat halus hasil fotonya dan tidak akan terlau keras kontras yang dihasilkan pada objectnya.






Salam Hangat,

Pixma Fotografer,-

Model: Kie Pretty @Foto hut


Model: Kie Pretty


Model : Kie Pretty


Model : kie pretty

Selasa, 26 Maret 2013

Jahil Ala Lixma Photografer :)


Iseng jepret modelnya Apel :D
dibuang sayang

Model : Lucky


Model: Fajar


Model: Fajar


Hitam Putih efek


Pixma Photografer @Photogroov


Pixma Photografer @Photogroov


Pixma Photografer -PhotoGroov-


Victor


Model: Victor


Model: Victor


Model : Victor